Monday, December 28, 2009

Windows on UBUNTU?

Waw..!! Kalau diliat dari judulnya, pasti kita bertanya-tanya "windows ada di ubuntu?" Mana mungkin? Windows ya Windows, Ubuntu ya Ubuntu.

Gak percaya? Silahkan klik

Friday, December 25, 2009

Posting Koneksi Modem CE100 di Ubuntu Karmic

Karena ingin menuh-menuhin blog yang ini saya kasih link aja ya yang lengkapnya. Klik

Link diatas blog saya juga kok. :)

Hehehe.

Thursday, December 17, 2009

Tempat Kerja Di Sudut Kamar

Uhuiiiiiiii akhirnya saya punya tempat kerja sendiri dikamar saya yang ukurannya 2x2.5 deh kayaknya.. hahaha..!!! Letaknya disudut kiri atas. Let's to work..!! Senangnyaaaaaaaaaaaaaaa meskipun tempatnya SANGAT minimalis.. hahaha.. Ini hasil jepretnya.. Silahkan menikmati..



Tuesday, December 15, 2009

Orang Buta Menyebrang Jalan

Tadi malam setelah saya keluar dari BEC (Bandung Electronic Center) saya bergegas pulang. Namun, belum lama dari BEC, diperempatan yang lumayan besar tanpa lampu rambu lalu lintas, saya melihat seorang bapak-bapak buta menggunakan tongkat menyebrang dari sisi kiri ruas jalan saya, dia menyebrang kearah ruas kanan jalan. Didepan saya sudah ada taxi yang berhenti secara tiba-tiba ketika bapak-bapak yang buta tadi menyebrang. Setelah lewat dari taxi tersebut, supir taxi tersebut tidak turun dari mobilnya yang harusnya membantu bapak-bapak yang buta tadi, tetapi dia malah pergi tanpa membantu bapak-bapak yang buta. Setelah saya melihat bapak buta tadi, saya merasa tidak tega membiarkan dia sendirian menyebrang. Dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang sedikit ngebut, akhirnya saya dengan cepat saya parkir motor saya ditengah-tengah jalan sambil melambaikan tangan seolah-olah meminta pengendara mobil tersebut berhenti. Akhirnya mobil pun berhenti dan bapak-bapak buta tadi selamat dalam menyebrang jalan.

Apa yang bisa saya ambil dari peristiwa ini..??
Orang buta aja kalau jalan harus hati-hati dengan memakai tongkatnya untuk mengecek keadaan sekitar. Apalagi kita manusia yang sudah diberikan anugrah berupa penglihatan yang sempurna? Jangan sampai mata yang diberikan oleh Allah tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Seharusnya kita juga bisa lebih hati-hati karena sudah mempunyai indra penglihatan yaitu mata tanpa harus menggunakan tongkat untuk mengecek keadaan sekitar.

Subhanallah..

Wednesday, December 9, 2009

For Our Parents?

Setelah saya menulis tulisan dengan judul "Just One Request From My Dad To Me". Saya membuka facebook sambil meneteskan air mata *lagi*, membaca sebuah artikel tentang cerita seorang pejuang hati. Ini linknya klik.

Setelah saya membacanya. Saya berpikir, apa sih yang dapat saya berikan kepada kedua orang tua saya? Apa bisa saya membahagiakan kedua orang tua saya? apa? apa? dan apa?

Setelah memikirkannya saya berpikir tentang orang-orang sekitar yang merasa bangga terhadap barang-barang mewahnya, barang-barang mahalnya, dll. Itu semua dari siapa sih? Itu semua dari Allah, tapi yang memberikan uang itu adalah kedua orang tuamu. Kau punya barang itu bukan dari duitmu sendiri. Kenapa kau merasa bangga teman?

Melihat teman ada yang judi maen poker pakai duit hasil orang tuanya, rasanya sedih banget pasti ya kalau sampai orang tuanya tau duitnya dipakai buat judi anaknya. Sepatutnya kita harus bersyukur setiap kali diberi kehidupan oleh Allah. Pingin setiap pagi saya bangun dari tidur dan mengucapkan syukur kepada Allah yang telah memberikan saya kehidupan dihari itu.

Bersykur

Just One Request From My Dad To Me

Sepertinya saya sedih saat menuliskan tulisan ini. :( Mungkin juga sambil menuliskan ini saya meneteskan air mata.

Jujur, sebagai seorang anak, saya gagal untuk menjalankan permintaan ataupun permohonan dari papa saya yang itu sangat sangat ringan banget kedengarannya. Dia cuman minta satuuuuuuuuuuuuu aja "Jangan Tinggalkan Shalat".

Setiap saya pamit untuk kembali lagi ke bandung untuk kuliah pada saat liburan di jogja. Papa selalu pesan itu "Jangan Tinggalkan Shalat". Papa gak berpesan "Lulus cepat ya ri", "Dapet IP yang bagus ya ri", dll. He just wants me to don't leave SOLAT. Just it, but why i don't do that he want!!!! Sedih banget rasanya euy. Itu hanya satu permintaan yang kecil, tapi kenapa saya shalatnya masih bolong-bolong. Astaghfirullah. Papa, ari janji bakalan ngejalanin pesen papa. Ari bakalan nambalin shalat ari yang bolong-bolong itu. Amin. Let's to try.

Tuesday, December 1, 2009

Susahnya Jujur..??

Yap, inilah yang saya rasakan dan saya lihat ketika mengajar. Melihat beberapa teman-teman mahasiswa yang saya ajar ternyata tetap saja mencontek. Sebelum saya memberikan beberapa pertanyaan untuk dijawab, saya menekankan bahwa "Ini gak saya nilai kok, saya cuman pingin liat seberapa paham kalian terhadap materi yang saya sampaikan dari pertemuan kali ini" dan sekali lagi saya tekankan "Beneran, ini gak akan saya nilai, jadi kerjain sendiri-sendiri ya? Jangan ngeliat samping kanan kirinya. Gak bakal saya nilai kok, saya cuman ngenilai kejujuran kalian (sambil tersenyum)".

Jeng jeng jeng, waktu pengerjaan soal telah habis. Waktunya pengumpulan lembar jawaban. Sebelum waktu habis, saya melihat ada beberapa dari temen-temen dalam satu kelas yang tetap saja melihat kanan kiri atau bahkan melihat laptopnya untuk menyalin "codingan" ke lembar jawab. Sesekali saya peringatkan "Ini gak bakalan saya nilai, beneran". Astaga!! Ternyata tetap saja ada beberapa temen-temen yang tetap mencontek.

Saya mulai berpikir, apa sih yang dipikiran temen-temen mahasiswa yang saya ajar sehingga dia tetep saja mencontek, padahal saya sudah menekankan berkali-kali. Ada beberapa pemikiran dipikiran saya :
1. Saya kurang bisa meyakinkan temen-temen mahasiswa bahwa yang mereka kerjakan tidak akan saya nilai?
2. Temen-temen mahasiswa mengira ini akan dinilai meskipun saya mengatakan tidak akan dinilai?
3. Muka saya yang menyeramkan sehingga membuat temen-temen mahasiswa takut? hahahaha
4. Apa memang temen-temen mahasiswa tidak punya kepercayaan diri sehingga jalan satu-satunya ya mencontek?
5. dll.

Sebenernya emang susah sih kalo karakter gak jujur tu udah melekat di diri pribadi. Jujur, saya sendiri pun merasakannya. Tapi, saya sendiri saat ini sedang mencoba untuk menghilangkan karakter itu. Mulai mencoba pada saat ujian contohnya, ditanamkan dalam diri saya "Saya tidak akan mencontek, dan jika nilai saya jelek, itu kesalahan saya yang kurang mempersiapkannya dengan baik. Bukan kesalahan pengawas, dosen, dll."

Logika:

1. Jika kita kurang persiapan, waktu ujian kita tetep mengerjakan semampu kita tanpa mencontek.
----> Kalo menurut saya, dengan kita mengerjakan semampu kita, tapi ternyata mendapatkan nilai jelek. Ini menjadi pelajaran buat kita. Kita bisa intropeksi diri "Apa ya yang menyebabkan nilai saya jelek?" "Oooo, saya kurang mempersiapkan diri. Ok, kalau begitu besok saya harus lebih mempersiapkan diri".

2. Jika kita kurang persiapan, waktu ujian kita mencontek untuk bisa mengerjakan soal ujian.
----> Kalo menurut saya, jika kita mencontek pada saat ujian lalu mendapatkan nilai bagus. Orang itu akan senang dan tidak akan merasa bersalah jika orang tersebut mendapatkan nilai bagus dengan mencontek bukan dengan belajar sungguh-sungguh. Orang-orang seperti ini tidak akan mendapatkan pelajaran tentang kesalahan. Dan berpikir "Asik, nilai saya bagussssssss". Dan mereka akan selalu enjoy dengan perbuatannya (mencontek). Ini lama kelamaan tanpa disadari atau tidak akan menjadi sebuah karakter yang susah untuk dirubah karena pelakunya sudah merasakan nyaman dan senang karna perbuatannya.

Sebenernya kesalahan itu sebuah angurah lho (itu menurut saya). Dengan kita mempunyai kesalahan, kita dapat mempelajarinya. =)

Kembali lagi ke temen-temen mahasiswa yang saya ajar. Mereka tetap saja mencontek. Diakhir pertemuan, setelah semua lembar jawaban terkumpul saya biasanya memberikan sekumpulan kata-kata yang tidak berhubungan sama sekali dengan mata kuliah yang saya ajarkan. Kalo dikatakan kata-kata motivasi ya nggak juga, sebuah kata-kata gak penting juga gak juga. hehehehe.
Saya bilang "Ternyata, tadi saya banyak ngeliat temen-temen masih ada yang mencontek. Padahal beberapa kali saya tekankan bahwa saya tidak akan menilai hasil dari yang kalian kerjakan. Tapi saya akan menilai seberapa paham kalian terhadap materi yang saya sampaikan dalam pertemuan ini. Misalkan dengan kalian jujur dengan kemampuan kalian sendiri, kita sama-sama menguntungkan kok. Misalkan ternyata setelah saya liat hasil pengerjaan kalian ternyata masih banyak salah, mungkin bisa jadi itu kesalahan saya dalam mengajar atau kesalahan kalian kurang memahami materi. Ini bisa jadi bahan intropeksi diri kita masing-masing (sambil tersenyum)." Dan tak lama terdiam sambil saya tersenyum, saya bertanya "Apa sih yang membuat kalian tetap mencontek? Apa karena kalian gak paham? ato kalian gak percaya terhadap kemampuan diri sendiri?". Pesan terakhir yang saya sampaikan "Kalau kalian gak percaya terhadap diri sendiri, bagaimana kalian bisa dipercaya oleh orang lain, misalkan menjadi pemimpin." Dan gak lupa sambil tersenyum. Tetep tersenyum. Hehehehe biarin aja dikira orang gila karena sering senyum. Daripada menyampaikan kata-kata itu dengan muka marah, cemberut hayoooo.. hehehehe